Sinonim: Clerodendrum cuneatum Turcz.
Nama Daerah: senggugu (Sunda), srigunggu, sagunggu (jawa), kertase (madura), senggugu (melayu), sinar baungkudu (Batak Toba), tinjau handak (lampung), san tai hong hua (Cina).
Pertelaan: Daun senggugu yang tumbuh berseling, berbentuk bulat telur dengan ujung daun dan pangkal meruncing. Tepi daun senggugu bergerigi dengan tulang daun yang menyirip berwarna hijau tua. Bunga senggugu ini majemuk yang muncul pada ujung batang, berbentuk seperti lonceng. Bunga senggugu memiliki warna hijau keunguan.
Habitat: biasanya ditemukan di hutan sekunder, padang alang-alang, dan tepi jalan. Namun, tumbuhan ini juga sering ditanam di pekarangan rumah.
Distribusi: Tanaman ini tersebar dari Afrika, Asia Tenggara, Malaysia dan terdistribusi di hutan India dan Sri Lanka. Di India, senggugu ditemukan di bagian Himalaya, Tamilnadu, Madhya Pradesh, dan Gaht Barat. Tanaman ini telah digunakan dalam pengobatan Ayuverda dan Unani untuk mengobati masalah pernafasan. Daun muda dan tandan bunganya dapat dikonsumsi sebagai lalapan.
Komposisi Kimia: D-mannitol, terpenoid (betulin, oleanolic acid, clerodermic acid, betulinic acid, friedelin, monomelittoside), steroid, polifenolat, tanin, alkaloid, flavonoid (apigenin, 7-hydroxy flavanone, scutellarein, pectolinarigenin).
Perbanyakan & Cara Tanam: Perbanyakan secara generatif (biji).Perkecambahan biasanya memakan waktu 20- 60 hari pada suhu 20°C. Setelah cukup besar, pisahkan kecambah, tanam masing-masing di pot sampai cukup besar untuk dipindah ke lahan.Khasiat / Kegunaan: Mengobati asma, luka, kolera, batuk, rematik, demam, bronkitis, tuberkulosis, malaria, perut busung, cacingan, dan menjernihkan mata.