Sinonim: Findlaya alba Bowdich
Nama Daerah: Nama sebutan lain untuk tanaman ini adalah, Bama (Bali), Ki encok (Sunda), Godong encok (Jawa), Kareka (Madura), Oporio (Timor).
Pertelaan: Akar tunggang. Batang berkayu, bulat, licin, beralur, dan bercabang. Daun berwarna hijau, tidak lengkap, tunggal, tulang daun menyirip, tepi daun rata, ujung daun bulat, permukaan daun licin mengkilat. Bunga berwarna putih, jumlah kelopak ada 5, tangkai bunga berbulu, benang sari berwarna ungu. Buah kecil, bulat panjang, buah muda berwarna hijau, buah tua warna hitam.
Habitat: Tanaman ini membutuhkan penyinaran sepanjang hari, media dengan pH netral. Biasa ditemukan di daerah terbuka seperti savanna (padang rumput), pinggiran hutan, dan ladang. Tumbuh baik hingga ketinggian 800 m dpl.
Distribusi: Tanaman ini merupakan semak berasal dari Sri Lanka, kemudian menyebar di daerah tropis yaitu Indo-China, dan selatan menuju Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Komposisi Kimia: Plumbagin, alkaloid, flavonoid, glucosida, saponin, steroid, tanin, polifenol, antrakuinon, isoshinanolone, plumbagic acid, β-sitosterol, 4-hydroxybenzaldehyde, trans-cinnamic acid, vanillic acid, 2, 5-dimethyl-7-hydroxychromone, indole-3-carboxaldehyde.
Perbanyakan & Cara Tanam: Perbanyakan secara generatif dengan menggunakan biji dan secara vegetatif dengan stek.Khasiat / Kegunaan: Obat sakit kepala, rematik, mengatasi kurap, obat pelancar buang air kecil, antijamur dan antimikroba, meningkatkan nafsu makan, membantu pencernaan, gigitan ular, bisul, kusta, dan wasir.