Sinonim:Hibiscus Manihot L, Abelmoschus maculatus Bartl
Nama daerah: Gidi, Kembang dapros, Sayur yondok, Kimustajab
Pertelaan: Akar serabut, berwarna kecokelatan. Batang tegak, muda berwarna hijau dan tua berwarna hijau kecokelatan, tekstur kasar, ruas ditumbuhi 1 percabangan yang dapat melakukan percabangan lagi. Daun tunggal, warna hijau, memiliki 5 ruas, tulang daun menjari dengan ujung daun meruncing, pangkal berbentuk jantung, permukaan berbulu halus. Bunga berdiameter 4-8 cm, 5 kelopak putih hingga kuning, sering dengan bercak merah atau ungu di dasar kelopak. Buah kapsul, berbiji banyak.
Habitat: Tumbuh di daerah beriklim tropis, dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian 500 m dpl, suhu tahunan di atas 25 °C dengan curah hujan rata-rata 1.000 mm/th. Toleran terhadap tanah gembur, semua pH tanah, serta membutuhkan penyinaran sinar matahari penuh.
Distribusi: Penyebaran utama Asia Timur, Asia Selatan, Asia Tenggara hingga wilayah Utara Australia. Masyarakat Sulawesi Utara dan Tengah sering menggunakan tanaman gedi sebagai sayuran, campuran masakan khususnya bubur manado dan obat alternatif.
Komposisi kimia: Thiamin, asam follat, zat kolagen, ridoflavin, flavonoid, polyphenol, saponin, steroid, aldehydes, lupeol, hyperin, stigmasterol, adenosine, myricetin.
Perbanyakan dan Cara tanam: Perbanyakan menggunakan biji dan stek batang. Stek batang dilakukan dengan memotong batang tanaman muda lalu ditanam pada media tanah.Khasiat / Kegunaan: Menyehatkan mata, obat maag, demam, sakit kepala, wasir, rematik, antivirus, antihipertensi, antikolesterol, antidiabetes, meningkatkan sistem imun, menghaluskan kulit, mengurangi kerusakan ginjal, antioksidan, mencegah penyakit kardiovaskuler, obat luka dan keseleo, serta osteoporosis.