Sinonim: Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.
Nama Daerah: Kumis Kucing (Indonesia), Remujung (Jawa), Se-salaseyan, Songkot koceng (Madura).
Pertelaan: Batang bersegi empat agak beralur. Daun berbentuk bundar telur lonjong, lanset bergerigi, urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul. Bunga tumpul, bundar, mahkota berwarna ungu pucat atau putih, bagian atas ditutupi bulu pendek yang berwarna ungu, benang sari lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga atas. Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1,75–2 mm.
Habitat: Tumbuh baik pada wilayah dengan ketinggian sampai dengan 1.200 m dpl, curah hujan hingga 3.000 mm/th. Menyukai jenis tanah Andosol dan Latosol dengan kandungan bahan organik hingga 5%, dan tanpa naungan.
Distribusi: Salah satu tanaman obat asli Indonesia, tersebar di China, Asia Tenggara dan Australia. Tanaman ini telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional, terutama di Asia Tenggara, Belanda, Australia dan Perancis.
Komposisi Kimia: Methylpariochromene, acetovanillochromene, arthocromene A, orthosiphol A, orthosiphol B, orthosiphonone A, orthosiphonone B, sinensetin, saponin, orthosiphonin.
Perbanyakan & Cara Tanam: Perbanyakan secara vegetatif (stek batang/cabang). Stek dapat langsung ditanam di kebun produksi atau ditanam dulu di persemaian. Jarak tanam 10 x 10 cm di lahan persemaian dan 40 x 40 cm di lahan produksi.Khasiat / Kegunaan: Antihipertensi, antihiperglikemik, antioksidan dan hepatoprotektif (pelindung hati), antiobesitas, antiinflamasi, sitotoksik (penghambat pertumbuhan sel), peluruh urin, pelindung sel syaraf dan rematik.