Sinonim: Blechum cordatum Leonard
Nama Daerah: Binalu api (Melayu), Remek daging, Reundeu beureum (Sunda), Keji beling, Sambang getèh, Sarap (Jawa).
Pertelaan: Akar tunggang, putih kekuningan. Batang bulat, berbaring dan merayap, bercabang, beruas-ruas dan berwarna ungu. Daun, tunggal, bertangkai, letak berhadapan, bentuk bulat telur, ujung runcing, tepi bergerigi, pertulangan menyirip, permukaan atas merah ungu, mengkilap keabu-abuan, bagian bawah merah anggur, berambut. Bunga majemuk, berkumpul dalam rangkaian berupa bulir, keluar dari ujung batang, mahkota bentuk corong, warnanya putih. Buah kecil, lonjong, warna hijau muda. Biji kecil, pipih dan berwarna putih.
Habitat: Umumnya tumbuh baik di dataran rendah, daerah pegunungan dan di tempat terbuka yang banyak mendapat sinar matahari. Tanaman ini dapat ditemui hingga ketinggian 400 m dpl, pada hutan sekunder. Temperatur yang baik bagi tanaman ini adalah 15–17,5°C pada malam hari dan 20-22,5°C pada siang hari.
Distribusi: anaman ini menurut keterangan LIPI merupakan tanaman asli Indonesia, berasal dari pulau Jawa. Banyak ditemukan di Malaysia dan Filipina. Tumbuh meliar atau ditanam dihalaman dan di taman sebagai tanaman hias dan sebagai perwarna alami merah tua pada kain katun pada saat zaman penjajahan, serta sebagai obat berbagai penyakit.
Komposisi Kimia: Saponin, tanin, flavonoid, triterpenoid, alkaloid, polifenol, kalium yang kadarnya tinggi dan rendah natrium, asam silikat dan glikosida.
Perbanyakan & Cara Tanam: Perbanyakan secara vegetatif (stek batang). Persiapan media tanam, komposisinya terdiri dari ⅓ bagian tanah biasa, bagian pasir, ⅓ bagian pupuk kandang dan pada bagian dasar pot diberikan batu merah ⅓.Khasiat / Kegunaan: Peluruh air seni (diuretik), mengobati luka terbuka dan terkilir, diare, disentri, wasir, mengatasi menstruasi yang berlebihan, memiliki aktivitas antiinflamasi.