Sinonim: Bermudiana bulbosa (Mill.) Molina
Nama Daerah: Bawang kapal (Sumatra), Brambang sabrang, Bawang siyem, Lulupan sapi, Teki sabrang (Jawa), Bawang hantu, Bawang makkah (Kalimantan).
Pertelaan: Akar serabut, berwarna cokelat muda. Daun berbentuk pita, ujung dan pangkal runcing warna hijau rata. Mempunyai 2 jenis daun yaitu daun sempurna berbentuk pita dengan ujung runcing dan daun berbentuk menyerupai batang, letak daun berpasangan dengan komposisi daun bersirip ganda. Bunga tunggal, berwarna putih, terdapat pada ketiak daun atas, dalam rumpun-rumpun yang terdiri dari 4 bunga. Bunga mekar menjelang sore jam 5-7 sore. Buah bentuk jorong dengan bagian ujungnya berlekuk. Bila masak, merekah menjadi 3 rongga yang berisi banyak biji. Biji berbentuk bulat telur atau hampir bujur sangkar. Berwarna cokelat tua. Umbi berbentuk bulat telur memanjang, berwarna merah, dan tidak berbau.
Habitat: Secara ekologis bawang dayak dapat tumbuh baik di daerah pegunungan pada ketinggian 600-2.000 m dpl, pH tanah 6-7. Cocok pada kondisi tanah yang kaya humus dan lembap pada berbagai jenis iklim.
Distribusi: Berasal dari Amerika tropis dan menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia. Tanaman ini dikenal dengan nama bawang dayak karena banyak dijumpai dan umum dijadikan tanaman obat oleh masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah.
Komposisi Kimia: Alkaloid isokuinolin, flavonoid, tanin, saponin, triterpenoid, steroid, glikosida (eleutherinone, eleuthone), fenolik.
Perbanyakan & Cara Tanam: Perbanyakan memakai umbi. Umbi bisa langsung ditanam di dalam tanah.Khasiat / Kegunaan: Mengobati mioma, batu ginjal, radang rektum, hipertensi, diabetes melitus, sinusitis, asam urat, TBC, penyakit kuning, mengatasi sembelit, mengurangi lemak dalam darah, pencegah kanker, tumor dan pendarahan, ramuan rendaman pada bayi lahir kuning, memiliki aktivitas sebagai antifungi dan antibakteri.