Sinonim: Aeschynomene triquetra A.St.-Hil. ex Steud.
Nama Daerah: Mempunyai nama lokal antara lain, Genteng cangkeng, Ki congcorang, Potong kujang, Ceneen (Sunda), Gulu walang, Geiji, (Jawa).
Pertelaan: Akar tunggang berwarna cokelat muda. Batang bulat, beruas, permukaan kasar, percabangan simpodial, diameter 2 cm, warna cokelat. Daun tunggal, berseling, berdaun penumpu, tangkai daun bersayap lebar. Helaian daun lanset, ujung meruncing, pangkal rata, tepi rata, pertulangan menyirip. Daun muda berwarna cokelat, daun tua berwarna hijau. Bunga majemuk, malai, keluar dari ujung batang, mahkota dari daun duduk berbentuk kupu-kupu warna putih keunguan. Buah polong, warna hijau saat muda, cokelat saat tua. Biji berbentuk ginjal, warna cokelat muda.
Habitat: Tumbuh baik pada dataran rendah sampai 1.500 m dpl, tumbuh liar di tempat terbuka dengan cahaya matahari yang cukup atau sedikit naungan, serta tidak begitu kering.
Distribusi: Tanaman ini menyebar luas dari wilayah Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara (India, Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia, Indonesia, Filipina), hingga ke wilayah Nugini, Australia, Pasifik. Tanaman ini di Indonesia tersebar di pulau Jawa, Madura, dan Sumatra.
Komposisi Kimia: Mengandung senyawa flavonoid, saponin, polifenol dan trigonelin.
Perbanyakan & Cara Tanam: Perbanyakan generatif (biji).Khasiat / Kegunaan Memiliki aktivitas sebagai antipiretik (penurun demam), antiinflamasi (menyembuhkan peradangan), parasitisida (membunuh parasit), stomakik (peningkat nafsu makan), diuretik (peluruh kencing), mengobati radang ginjal akut, hepatitis akut, dan sakit kuning.