Sinonim: Alpinia striata Link
Nama Daerah: Puwar (Sumatra), Kapulogo (Jawa), Karkokala (Bali), Garidimong (Sulawesi Selatan), Kardamunggu (Betawi), Pelaga.
Pertelaan: Akar serabut memiliki warna putih kotor dengan rimpang bulat panjang. Batang semu, merupakan pelepah tangkai daun. Daun tunggal, warna hijau tua, bentuk lanset, ujungnya runcing, bagian tepi rata. Bunga majemuk, panjang kelopak 12,5 cm di kepala sari terbentuk elips, mahkota berbentuk tabung, berwarna putih atau putih kekuningan. Buah bulat memanjang, berlekuk, bersegi tiga, agak pipih, berwarna putih kekuningan atau kuning kelabu, beruang 3, setiap ruang dipisahkan selaput tipis. Biji berwarna cokelat gelap dan beraroma.
Habitat: Tanaman ini juga ditemukan di Thailand, Kamboja, Malaysia Barat dan Filipina. Di Indonesia, kapulaga ditanam di daerah perbukitan Jawa Barat dan Jawa Tengah, masyarakat menggunakannya sebagai tanaman obat dan bumbu masakan..
Distribusi: Kapulaga diperkenalkan ke negara Eropa oleh bangsa Arab sebagai bumbu. Tanaman ini juga ditemukan di Thailand, Kamboja, Malaysia Barat dan Filipina. Di Indonesia, kapulaga ditanam di daerah perbukitan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Komposisi Kimia: Minyak atsiri, terpineol, linalyl asetat, sineol, saponin, flavonoid, linalool, sabinene, limonene.
Perbanyakan & Cara Tanam: Perbanyakan vegetatif : Pilih rumpun induk berumur 12 bulan atau lebih dan anakan yang telah memliki 4-8 helai daun dengan tinggi 80-100 cm. Pisahkan anakan dari rumpun induk dan ditanam langsung di lapangan sebagai bibit. Perbanyakan generatif, dimulai dengan menyemai biji tua dan berkecambah 5-7 hari setelah semai.Khasiat / Kegunaan: Obat batuk dan radang tenggorokan, tonik setelah melahirkan, mengurangi nyeri reumatik, menurunkan demam, obat nyeri usus.