Sinonim: abrus Frutex
Nama daerah: Saga (Indonesia), Saga telik/manis (Jawa), Thaga (Aceh); Saga areuy, saga leutik (Sunda), Walipopo (Gorontalo); Piling-piling (Bali), Seugeu (Gayo), Ailalu pacar (Ambon); Saga buncik, Saga ketek (Minangkabau), Kaca (Bugis).
Pertelaan: Daun majemuk menyirip genap, letak berseling, bertangkai pendek, bentuk jorong melebar, ujung dan pangkal tumpul agak membulat, tepi rata, permukaan atas licin, bagian bawah berbulu halus, tulang daun menonjol di permukaan bawah. Berwarna hijau hingga hijau pucat. Bunga majemuk, berkumpul dalam tandan yang keluar dari ketiak daun, berukuran kecil, berwarna ungu muda, mahkota bunga berbentuk kupu–kupu. Buah polong berwarna hijau kuning, gepeng bersegi empat memanjang, beracun. Biji berwarna merah dengan titik hitam, mengkilat, dan licin.
Habitat: Tumbuh liar di padang rumput, daerah basah, pada ketinggian berkisar 50-1.650 m dpl. Menyukai tanah yang memiliki drainase yang baik, berpasir, cukup air serta membutuhkan sinar matahari penuh.
Distribusi: Gulma yang umum ditemukan di pinggir jalan, kebun tua, lokasi yang terganggu, daerah limbah dan saluran air atau tepi sungai dengan curah hujan tinggi.
Komposisi kimia: Tanin, luteolin, polifenol, saponin, flavonoid, alkaloid (L-abrine), abruquinone D, E, F, kalsium oksalat, glisirizin, flisirizinat, polygalacturomic acid, pentosan.
Perbanyakan dan Cara tanam: Perbanyakan secara generatif (biji). Sebelum disemai, bibit direndam terlebih dahulu dan dipilih yang tenggelam.Khasiat / Kegunaan: Daun, batang, akar: pengobatan sakit tenggorokan, sariawan, radang amandel, batuk kering, bronkitis, hepatitis, virus akut dan kronis, sakit kuning. Biji: kontrasepsi, infeksi mata, scabies, dan jamur (tines).